“Kami menyesalkan tindakan Densus 88 yang sangat represif sehingga malah memprovokasi kemarahan warga,” kata Siane.Senin (10/6/2013) lalu.
Menurut kepolisian, Ahmad Nudin ditembak saat mengendarai sepeda motor. Masih menurut polisi, dia berusaha menembak petugas.
“Saat tersangka naik sepeda motor keluar dari Kayamanya menuju Jl. Irian, anggota berusaha menghentikan namun motor yang dikendarai Ahmad tetap melaju dan menabrak mobil. Pada saat akan ditangkap Ahmad menembak anggota densus,” kata Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar, Senin (10/6/2013).
Menurut Boy Rafli, Densus membalas tembakan tersebut sehingga Ahmad Nudin tewas di tempat. Peristiwa ini terjadi Senin (10/6/2013) pukul 16.00 WITA. Kata Boy, sudah lama polisi memburu Nudin yang menurut polisi, diduga “teroris”.
Namun pernyataan dari kepolisian tersebut dibantah oleh Ketua Forum Silaturahmi Umat Islam Poso, KH Adnan Arsal. Menurutnya, polisi telah berbohong dan memutarbalikkan fakta.
“Densus bohong, mereka putarbalikan fakta. Mereka bilang Ahmad menembak, padahal jelas mereka menabrak Ahmad yang baru pulang dari mushalla,” ujar KH. Adnan Arsal kepada Suara Islam Online, Selasa (11/6/2013).
Ia menambahkan, Ahmad baru pulang dari mushalla, usai shalat ashar.
Selain itu, tokoh Muslim Poso ini juga menceritakan kronologi singkat penembakan Ahmad. “Ahmad ditabrak, masih bisa lari, lalu mereka tembaki hingga enam peluru masuk ke tubuh Ahmad. Mereka bilang selongosong itu pelurunya Ahmad. Jelas mereka bohong. Karena itulah anak-anak Poso marah,” lanjutnya.
KH Adnan Arsal juga mempertanyakan, bagaimana mungkin Ahmad tiba-tiba dinyatakan sebagai DPO padahal dia tidak melakukan tindakan “terorisme”.
“Ahmad bukan ‘teroris’, Ahmad cuma penjual ikan,” jelasnya.
Menurut kepolisian, Ahmad Nudin ditembak saat mengendarai sepeda motor. Masih menurut polisi, dia berusaha menembak petugas.
“Saat tersangka naik sepeda motor keluar dari Kayamanya menuju Jl. Irian, anggota berusaha menghentikan namun motor yang dikendarai Ahmad tetap melaju dan menabrak mobil. Pada saat akan ditangkap Ahmad menembak anggota densus,” kata Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar, Senin (10/6/2013).
Menurut Boy Rafli, Densus membalas tembakan tersebut sehingga Ahmad Nudin tewas di tempat. Peristiwa ini terjadi Senin (10/6/2013) pukul 16.00 WITA. Kata Boy, sudah lama polisi memburu Nudin yang menurut polisi, diduga “teroris”.
Namun pernyataan dari kepolisian tersebut dibantah oleh Ketua Forum Silaturahmi Umat Islam Poso, KH Adnan Arsal. Menurutnya, polisi telah berbohong dan memutarbalikkan fakta.
“Densus bohong, mereka putarbalikan fakta. Mereka bilang Ahmad menembak, padahal jelas mereka menabrak Ahmad yang baru pulang dari mushalla,” ujar KH. Adnan Arsal kepada Suara Islam Online, Selasa (11/6/2013).
Ia menambahkan, Ahmad baru pulang dari mushalla, usai shalat ashar.
Selain itu, tokoh Muslim Poso ini juga menceritakan kronologi singkat penembakan Ahmad. “Ahmad ditabrak, masih bisa lari, lalu mereka tembaki hingga enam peluru masuk ke tubuh Ahmad. Mereka bilang selongosong itu pelurunya Ahmad. Jelas mereka bohong. Karena itulah anak-anak Poso marah,” lanjutnya.
KH Adnan Arsal juga mempertanyakan, bagaimana mungkin Ahmad tiba-tiba dinyatakan sebagai DPO padahal dia tidak melakukan tindakan “terorisme”.
“Ahmad bukan ‘teroris’, Ahmad cuma penjual ikan,” jelasnya.
Sumber : http://salam-online.com
Tanggal 12 Juni 2013
0 komentar:
Posting Komentar